JAKARTA, KOMPAS.TV - Putusan MK tentang gugatan batas usia capres-cawapres mengecewakan publik. Sekretaris dewan nasional SETARA Institute, Doktor Benny Susetyo melihat kekecewaan itu sebenarnya bentuk rasa cinta masyarakat terhadap sosok Jokowi yang sebelumnya dianggap sederhana, humble, tidak memiliki ambisi politik, dan role model.
Dikabulkannya gugatan batas usia capres-cawapres tersebut menimbulkan kesan bahwa Jokowi kini menjadi sosok yang haus kekuasaan. Apalagi, Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman adalah adik ipar Presiden Jokowi, sehingga putusan ini rawan menimbulkan konflik kepentingan di tengah isu putra sulungnya, Gibran Rakabuming raka yang disebut-sebut akan mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Benny Susetyo mengatakan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka belum waktunya menjadi calon wakil presiden dan harus menunjukkan prestasinya sebagai Wali Kota Surakarta.
Selain itu, Gibran bisa melanjutkan sebagai kepala daerah untuk memperkaya pengalamannya dan memiliki kematangan dalam berpolitik. Sebab, politik bukanlah "aji mumpung", ketika ayahnya masih berkuasa dan memiliki berbagai keistimewaan atau privilege.
Benny Susetyo menyebut saat ini masyarakat mengingatkan kembali Jokowi untuk menahan nafsu berkuasa. Sebab, Jokowi yang dulu dikenal sebagai sosok sederhana, humble, tidak memiliki ambisi politik, serta menjadi role model. Maka, urusan domestik harus dikalahkan demi kepentingan negara.
Simak dalam ROSI eps. Pilpres 2024, Pertaruhan Etika bersama sekretaris dewan nasional SETARA Institute, Doktor Benny Susetyo di kanal youtube KompasTV.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/454254/putusan-mk-kecewakan-publik-pengamat-ada-kesan-jokowi-haus-kekuasaan-rosi